SlideShow

0

DATA FLOW DIAGRAM (WEB) BISNIS UNTUK PSIKOLOGI PERKEMBANGAN (PERKEMBANGAN BAHASA ANAK)



NAMA KELOMPOK :
-  Azwan Zamzami
-  Bella Cintia Puspitaningrum
-  Erma  Hermawati
-  Heryanto Saripudin
-  Lina Handayani
-  Nurul Diar Septi
-  Ratih Rachmayanti
-  Rian Adiyanto 

4PA02

Perkembangan bahasa dalam anak merupakan hal terpeting yang wajib dipantau oleh orang tua kepada balitanya terutama pada 5 tahun awal perkembangannya. Oleh karena itu kelompok kami menggunakan bahasan dari salah satu bahasan dari psikologi perkembangan yaitu tentang perkembangan bahasa pada anak dimana terdapat enam indikator, yaitu :
1.        MENANGIS
2.        COOING
3.        CELOTEH
4.        GERAKAN
5.        MENIRUKAN
6.        EMOSI

Bila tidak terdapat indikator-indikator perkembanga bahasa pada anak anda, maka bisa dikatakan anak tersebut memliki perkembangan bahasa yang kurang baik. Kali ini kelompok kami melakukan sebuah bisnis secara online untuk memeriksa apakah anak anda memiliki perkembangan bahasa yang baik, terutama pada tahap 5 tahun awalnya. Kami melakukan bisnis online tersebut dengan menggunakan Data Flow Diagram atau yang biasa disebut dengan DFD pada sebuah web atau sebuah jaringan.




















Berikut ini adalah bentuk interpretasi dari kuisioner yang diisi oleh klien atau subjek yang melakukan log in di website dengan jawaban "YA" atau "TIDAK" :


·      MENANGIS
   Bila memenuhi 6 poin atau lebih dari 10 poin yang ada tentang menangis maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori menangis baik.
  Bila hanya memenuhi 5 poin atau kurang dari 10 poin yang ada tentang menangis maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori menangis kurang baik.

·      COOING
  Bila memenuhi 3 poin atau lebih dari 4 poin yang ada tentang cooing maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori cooing baik.
  Bila hanya memenuhi 2 poin atau kurang dari 4 poin yang ada tentang cooing maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori cooing kurang baik.

·      CELOTEH
   Bila memenuhi 4 poin atau lebih dari 5 poin yang ada tentang celoteh maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori celoteh baik.
  Bila hanya memenuhi 3 poin atau kurang dari 5 poin yang ada tentang celoteh maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori celoteh kurang baik.

·      GERAKAN
    Bila memenuhi 12 poin atau lebih dari 17 poin yang ada tentang gerakan maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori gerakan baik.
  Bila hanya memenuhi 10 poin atau kurang dari 17 poin yang ada tentang gerakan maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori gerakan kurang baik.

·      MENIRUKAN
    Bila memenuhi 3 poin atau lebih dari 4 poin yang ada tentang menirukan maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori menirukan baik.
  Bila hanya memenuhi 2 poin atau kurang dari 4 poin yang ada tentang menirukan maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori menirukan kurang baik.


·      EMOSI 
  Bila memenuhi 3 poin atau lebih dari 5 poin yang ada tentang emosi maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori emosi baik. 
  Bila hanya memenuhi 2 poin atau kurang dari 5 poin yang ada tentang emosi maka ciri-ciri perkembangan bahasa anak dalam kategori emosi kurang baik.

0

Behavior Terapi

1. Pengertian Behavior Therapy



Istilah terapi tingkah laku atau konseling behavioristik berasal dari bahasa Inggris Behavior Counseling yang untuk pertama kali digunakan oleh Jhon D. Krumboln (1964). Krumboln adalah promotor utama dalam menerapkan pendekatan behavioristik terhadap konseling, meskipun dia melanjutkan aliran yang sudah dimulai sejak tahun 1950, sebagai reaksi terhadap corak konseling yang memandang hubungan antar pribadi, antara konselor dan konseling sebagai komponen yang mutlak diperlukan dan sekaligus cukup untuk memberikan bantuan psikologis kepada seseorang. Aliran baru ini menekankan bahwa hubungan antar pribadi itu tidak dapat diteliti secara ilmiah, sedangkan perubahan nyata dalam prilaku konseling memungkinkan dilakukan penelitian ilmiah.

2. Konsep Utama, Ciri-ciri dan Tujuan Terapi Tingkah Laku
Konsep utama terapi tingkah laku ini adalah keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagai berikut :
a.   Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek. Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat atau salah berdasarkan bekal keturunan dan lingkungan (nativisme dan empirisme), terbentuk pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas kepribadiannya.

b.   Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri, menangkap apa yang dilakukannya  dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.

c.   Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar. Kalau pola-pola lama dahulu dibentuk melalui belajar,pola-pola itu dapat diganti melalui usaha belajar yang baru.
d.   Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya dipengaruhi oleh perilaku orang lain. 

Adapun ciri-ciri terapi tingkah laku itu sendiri adalah :



  a.  Pemusatan perhatian pada tingkah laku yang tampak dan spesifik

  b.  Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment

  c. Perumusan prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah

 d. Penaksiran obyektif atau hasil-hasil terapi.

Sedangkan tujuan dari terapi tingkah laku itu adalah antara lain :

a. Bahwa tujuan terapi semata-mata menghilangkan gejala suatu gangguan tingkah laku dan setelah gejala itu terhapus, gejala baru akan muncul karena penyebabnya tidak ditangani.

b. Tujuan klien ditentukan dan dipaksanakan oleh terapi tingkah laku.

3. Teknik-teknik Terapi Tingkah Laku

 Ada lima macam teknik terapi tingkah laku, yaitu :
a. Desensitisasi Sistematik
Teknik ini digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan menyertakan pemunculan tingkah laku yang hendak dihapus.

b. Teknik Inflosif dan Pembanjiran

Teknik ini berlandasakan kepada paradigma penghapusan eksperimental. Teknik ini terdiri atas pemunculan stimulus dalam kondisi berulang-ulang tanpa memberikan penguatan.

c. Latihan Asertif

Teknik ini diterapkan pada individu yang mengalami kesulitan menerima kenyataan bahwa menegaskan diri adalah tindakan yang layak benar. Latihan atau teknik ini membantu orang yang :
# Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung
# Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak

d. Teknik Aversi

Teknik ini digunakan untuk meredakan gangguan behavioral yang spesifik dengan stimulus yang menyakitkan sampai stimulus yang tidak diinginkan terhambat kemunculannya. Stimulus aversi ini biasanya berupa hukuman dengan kejutan listrik atau pemberian ramuan yang memualkan.

e. Pengkondisian Operan

Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang mencari ciri organisme yang aktif, yang beroperasi di lingkungan untuk menghasilkan akibat-akibat.

4. Hubungan antara klien dan terapis

Hubungan antara terapi dan klien memberi kontribusi yang signifikan bagi proses perubahan perilaku. Sehingga terapis dituntut memilki skill yang tinggi dalam membangun rapport pada klien.

SUMBER :